headline mata hatiku

24 January 2009

meluruskan penyimpangan manhaj dakwah

(bagian ke-2)

Ditulis Oleh: Ust. Aunurrafiq bin Ghufron Lc

Syarat sah-nya Ibadah


Karena dakwah termasuk ibadah, tentu kita harus mengetahui persyaratannya, supaya dakwah kita diterima oleh Alloh Azza wa Jalla sekalipun manusia/ummat sebagai obyek dakwah kita tidak menerima dakwah yang kita sampaikan.

Adapun syarat sah-nya ibadah adalah :
1. Pelakunya harus muslim, bukan kafir, demikian pula juru dakwah /da'i haruslah seorang muslim.
2. Pelaku ibadah haruslah ikhlas karena Allah (ingin mencari ridloNya, ingin menjalankan perintahNya, ingin mencari pahalaNya, dan karena takut siksaanNya). Demikian pula niat para da'i hendaknyalah demikian.
3. Ibadah harus mutaba'ah (mengikuti Petunjuk Nabi dan atau sunnah para shahabat)., Demikian pula cara berdakwah harus mengikuti petunjuk Rosululloh Sholallahu Alaihi Wassalam .

Tiga persyaratan ini tercantum dalam firmanNya, yang berarti" Barangsiapa mengharap perjumpaan dengan Tuhannya maka hendaklah ia mengerjakan amal shalih dan janganlah mempersekutukan seorangpun dalam beribadah kepada Tuhannya." [QS Al Kahfi 110).
adapun makna ayat diatas sebagai berikut:

a. "barangsiapa mengharap perjumpaan dengan Rabbnya/Tuhannya", ini menunjukkan orangnya mukmin/ beriman. sebab orang kafir tidak berharap berjumpa dengan Alloh Azza wa Jalla

b. "maka hendaklah ia mengerjakan amal shalih", suatu amal dikatakan shalih (baik) jika mengikuti/sesuai dengan sunnah Rosululloh Sholallahu Alaihi Wassalam dan para shohabatnya. Jika tidak ada contohnya, maka tertolak.

Rosululloh Sholallahu Alaihi Wassalam bersabda, yang artinya"Barangsiapa yang mengamalkan suatu amal sholeh (ibadah) tidak diatas tuntunan kami, maka ditolak." [HR Muslim 1718].

c. dan janganlah ia mempersekutukan seorangpun dalam beribadah kepada Tuhannya." artinya hendaknya dengan hati ikhlas karena Alloh Azza wa Jalla .


Syaikh Abdussalam bin Barjas -rahimahullah- berkata" sesungguhnya sarana dakwah adalah taufiqiyyah, tidak boleh seorangpun membuat cara atau metode dakwah yang baru yang tidak diizinkan oleh Alloh Azza wa Jalla . Manhaj/metode dakwah yang taufiqiyyah artinya metode dakwah yang meniru metode dakwahnya Rosululloh Sholallahu Alaihi Wassalam dan para Shohabat beliau. Pendapat ini adalah pendapat yang paling benar yang diperkuat dengan dalil dan praktek para Salafush shalih dan para ulama yang mengikuti mereka dengan benar. adapun dalil yang menjelaskannya :

1. Alloh Azza wa Jalla berfirman yang artinya," Pada hari ini telah Aku sempurnakan untukmu agamamu, dan telah Aku cukupkan kepadamu ni'matKu, dan telah aku ridhai Islam sebagai agamamu." [QS Al Maidah 3].

2. Imam Malik -rahimahullah- berkata," barangsiapa mengadakan cara baru dalam ummat ini yang tidak dicontohkan oleh salafush shalih berati dia menuduh Rosululloh Sholallahu Alaihi Wassalam telah berkhianat, tidak sempurna dalam menyampaikan ajaran agama padahal Alloh Azza wa Jalla telah menyempurnakan agamaNya."

3. Alloh Azza wa Jalla mewajibkan hambaNya agar taat kepada RosulNya. Kebahagiaan karena mengikuti sunnahnya dan celaka karena menyelisihinya.

Alloh Azza wa Jalla berfirman, yang artinya" Dan barangsiapa yang menta'ati Allah dan RosulNya, mereka itu akan bersama-sama dengan orang-orang yang dianugerahi ni'mat oleh Allah, yaitu :para nabi, para Shiddiqin, orang-orang yang mati syahid dan orang-orang shalih. Dan mereka itulah sebaik-baik teman."{QS An Nisa 69].

"Dan barangsiapa yang mendurhakai Allah dan RoslNya maka sesungguhnya baginyalah neraka Jahannam, mereka kekal didalamnya selama-lamanya."[QS Al Jin 23].

4. Rosululloh Sholallahu Alaihi Wassalam telah memerintahkan seluruh kebaikan dan melarang semua kejelekan, menghalalkan yang baik dan mengharamkan yang buruk.

Alloh Azza wa Jalla berfirman, yang artinya" (Nabi) yang menyuruh mereka mngerjakan yang ma'ruf dan melarang mereka dri mengerjakan yang mungkar dan menghalalkan bai mereka segala yang baik dan mengharamkan bagi mereka mereka segala yang jelek." [QS Al A'rof 175].

" Dan sesungguhnya kamu (hai nabi) benar-benar menunjukkan kepada jalan yang lurus. yaitu jalan Allah yang milik-Nya segala apa yang ada dilangit dan apa yang ada di bumi, bahwa kepada Allah-lah kembali semua urusan."[Qs Asy Syuro' 52-53].

Rosululloh Sholallahu Alaihi Wassalam bersabda, artinya" Sesungguhnya tidaklah seorang Nabi sebelumku melainkan dia berkewajiban untuk menjelaskan kepada ummatnya perkara yang wajib dia ketahui untuk mereka, dan mengingatkan perkara yang jelek yang dia ketahui untuk mereka [HR Muslim 3431].

Beliau juga bersabda, artinya " Sungguh kutinggalkan kepadamu dien (agama Islam) yang terang benderang ini, (ibarat) malamya seperti siangnya (sangat jelas-red), tidaklah seorangpun yang berpaling darinya melainkan dia akan celaka." [HR Ibnu Majah no 43].

Dari dalil-dalil diatas dapat dismpulkan bahwa Rosululloh Sholallahu Alaihi Wassalam telah menjelaskan sarana dan metode dakwah kepada ummatnya, baik dengan ucapan atau perbuatan. Telah kita tahui bersama bahwa Rosululloh Sholallahu Alaihi Wassalam mengajari kita doa dan adab untuk buang air kecil maupun besar dan semisalnya, Tidak mungkin beliau mengajari adab dan doa tersebut kemudian pada sisi lain beliau tidak mengajari kita bagaimana metode, sarana dakwah , padahal dakwah adalah ibadah yang agung ,dengan dakwah-lah Islam akan tegak.

Petunjuk Rosululloh Sholallahu Alaihi Wassalam menyinari kegelapan, hujjahnya kuat tak terbantahkan, dilanjutkan oleh para Shohabat -rodliallohu anhum- dan para imam dan ulama yang mengikuti mereka dengan benar. Mereka sangat marah bila para da'i menyelisihinya atau mengadakan cara dakwah yang baru. Tiada cara untuk mewujudkan masyarakat seperti kehidupan para shahabat dan pengikutnya melainkan dengan manhaj/metode dan cara syar'I . Imam Malik -rahimahullah- berkata," tidak mungkin akan menjadi baik ummat ini, melainkan dengan cara seperti pendahulu mereka menjadi baik," [lihat Al Hujajul Qowiyah hal 54-57].

Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah -rahimahullah- pernah ditanya :" Ada seorang da'i senior yang kondang di masyarakat. Dia ingin mengumpulkan penjahat seperti pembunuh, pembegal, pencuri, pecandu khamer. Da'i senior ini berusaha mendakwahi mereka agar berhenti dari kejahatannya dan menjadi orang yang ahli ibadah. Tetapi hal itu tidak mungkin terwujud kecuali dengan mendatangkan lagu-lagu merdu, penyanyi dengan bersyair yang wajar tanpa disertai penyanyi wanita. Ketika ide tersebut dilaksanakan, ternyata berhasil apa yang menjadi rencananya.

Wahai Syaikh, apakah sarana ini boleh dilaksanakan karena maslahah-nya yang sangat besar?. Syaikhul Islam kemudian menjawab,"Perlu dimaklumi bersama bahwa Alloh Azza wa Jalla telah mengutus Rosululloh Sholallahu Alaihi Wassalam dengan petunjuk dan dien yang haq agar memenangkan Islam diatas semua agama, dan cukuplah Allah sebagai saksi, bahwa Allah telah menyempurnakan dien yang mulia ini." Setelah memaparkan dalil-dalil secara panjang lebar, kemudin Syaikhul Islam berkata," apabila telah jelas masalah ini, maka saya katakan kepada penanya:" Sesungguhnya da'i kondang yang ingin membuat para penjahat tadi bertobat dan tidak mengerti metode dakwah kecuali metode bid'ah tersebut.

Hal ini sangat menunjukkan bahwa di Da'i tadi jahil/bodoh terhadap metode dakwah yang dapat membuat para ahli maksiat tersebut bertobat. Karena Rosululloh Sholallahu Alaihi Wassalam dan para sahabat , Tabi'in juga mendakwahi manusia yang lebih bejat dari penjahat tadi namun dengan metode dakwah yang syar'I bukan metode bid'ah.." [ lihat majmu Fatawa Ibnu taimiyah 11/620-621].

Syaikh Bakr bin Abdulloh Abu Zaid berkata," Dakwah terdiri dari tujuan dan sarana, hakikat tujuan dakwah adalah taufiqiyyah, tidak ada peluang untuk berijtihad, hakekat dakwah tetap tidak berubah. dakwah tidak berubah karena perubahan zaman, tempat dan keadaan. Sedangkan sarana dakwah menurut asalnya taufiqiyyah pula yaitu kembali kepada manhaj nubuwah.". Rosululloh Sholallahu Alaihi Wassalam bersabda," Barangsiapa yang mengadakan perkara baru didalam urusan agama ini yang tidak ada contohnya, maka ditolak.

" Alhamdulillah, setelah Alloh Azza wa Jalla menerangkan kaum muslim dengan negerinya pula, tatkala Allah mensyariatkan jihad, peranahan, amar ma'ruf nahi mungkar, nasehat dan dakwah. Allah juga mensyariatkan pula wasail atau sarananya dengan aneka macam ragamnya. Allah tidak menyerahkan sarana ini kepada mereka, tapi Allah-lah yang menentukannya." [lihat kitab : Hukmul Imtima' ilal firoq wal ahdzab wal jamaah 157-158].

Syaikh Abdul Aziz bin Abdulloh bin Baaz -rahimahullah- berkata," barangsiapa ingin memperbaiki masyarakat Islam atau masyarakat kuffar dipermukaan bumi ini dengan manhaj (metode, cara), wasail (sarana) dan usaha yang bukan dari pendahulunya (salafush shalih), maka hal itu salah." [lihat Fatawa Syaikh Abdul Aziz bin Baaz 1/249].

0 comments:

Post a Comment

Sampaikan pesan dengan baik. Anda sopan, saya segan. Yang sudi berkomentar di sini, semoga Allah membalas kebaikan Anda. Matur nuwun.

sponsored by

Daftar ke PayPal dan langsung menerima pembayaran kartu kredit.

  ©diotak-atik oleh -- Mas 'NUZ.