headline mata hatiku

05 March 2009

catatan untuk wakil rakyat


pada sebuah acara di sebuah tv nasional kemarin, bung gayus lumbuun sempat memberikan pernyataan. bahwa agar kritik yang diajukan kepada dpr harus sesuai etika. luar biasa! pas bertepatan pula dengan tertangkap tangannya abdul hadi jamal oleh kpk. oh...Alloh Maha Besar. fenomena apa ini?

trus yang menjadi pertanyaan saya: siapa yang tidak punya etika? semua kolega di dpr-pun seolah tidak lagi mengenal sang ahj. seolah-olah para beliau merasa najis berhubungan dengan sang ahj. sebab sang ahj tidak punya etika. bukan begitu bung gayus?


ingat, ini mungkin sebuah fenomena gunung es. seperti halnya penyakit hiv/aids atau hepatitis a/b/c atau penyakit 'galak' yang lain. apa yang nampak, sesungguhnya tidak terlihat. dan apa yang terlihat, sesungguhnya tidak nampak. seperti satiran godbless: dunia ini. panggung sandiwara. ceritanya mudah berubah...

siapa yang bisa menjamin bahwa para legislator memiliki etika. toh, kenyataannya banyak pelanggaran-pelanggaran yang terjadi tidak selalu direspon oleh dk. lalu siapa yang menjamin dk akan 'lurus-lurus' saja. sehingga kpk-pun harus 'menangkap basah'. sebab 'menangkap kering', sangatlah tidak mungkin. apalagi dengan berbagai kekebalan politik yang dimiliki oleh para legislator.

oleh karena itu, ketika pejabat pertamina yang masih 'hijau' mengirim amplop berisi keberatan, para legislatorpun terhenyak... kok tidak biasa ya? sebab amplop biasanya berisi uang...atau cek. pejabat pertamina yang masih 'hijau' mencoba belajar lurus dan memberikan contoh ber-etika yang baik. tapi...kok salah. apa model seperti ini salah bung gayus?

ingat. saat ini masyarakat semakin pintar. orang baduy yang katanya baheula-pun sebenarnya melek politik. oleh karena itu, bagi mereka pemilu tidaklah begitu penting bagi mereka. mereka dengan 'smart' telah membuat aturan yang secara turun-temurun dilaksanakan secara konsisten. sehingga tingkat kriminalitaspun 0%.

masyarakat baduy memiliki etika 100%. dan mereka tidak perlu pemilu untuk memilih pemimpinnya. sebab sang pemimpinpun telah teruji kredibilitasnya. sebab sekali lakukan kesalahan, tidak ada lagi pengampunan. tanpa syarat. demikian juga pada komunitas tengger, komunitas samin. atau komunitas 'tradisional' lainnya. sebab mereka menjaga tradisi: sabdo pandito ratu. dan sang ratu-pun tidak sembarangan melangkah atau berbuat.

mereka sangat cerdas dengan caranya. dan kita yang merasa canggih dengan segala atribut kemegahan dunia... seringkali kehilangan 'tradisi' untuk menjaga etika. dan martabat sebagai manusia. oleh karena itu bung gayus, ingat kata pepatah: semut di seberang lautan tampak, gajak di pelupuk mata tidak tampak.

catat: di dpr mungkin ada fenomena gunung es masalah pelanggaran etika. etika apa saja. oleh karena itu: cerdas berpikir, bijak bertindak dan hati-hati dalam berucap. sebab anda adalah wakil kami. rakyat negara kesatuan republik indonesia.

0 comments:

Post a Comment

Sampaikan pesan dengan baik. Anda sopan, saya segan. Yang sudi berkomentar di sini, semoga Allah membalas kebaikan Anda. Matur nuwun.

sponsored by

Daftar ke PayPal dan langsung menerima pembayaran kartu kredit.

  ©diotak-atik oleh -- Mas 'NUZ.