headline mata hatiku

28 March 2009

hanya 1 jam: matikan lampu di hari bumi

himbauan pln jawa timur untuk mematikan lampu selama 1 jam pada sabtu, 28 maret 2009 pukul 20.30 - 21.30 wib, kurang mendapat perhatian dari masyarakat sekitarku. meskipun lewat televisi bahkan lewat musholla telah diumumkan. namun bincang-bincangku dengan para tetangga, masih saja mereka bingung. kenapa harus matikan listrik? toh yang mereka tak begitu besar di bandingkan kantor-kantor atau perusahaan serta supermarket yang bertebaran di sekitarku.

23 March, 2009 - 10:10

Astaga! HidupGaya - Tahun ini adalah momentum bagi Indonesua untuk turut menyuarakan dukungan dalam kampanye global EARTH HOUR. Dan DKI Jakarta menjadi kota pertama yang berpartisipasi.

Pencanangan DKI Jakarta ini dinyatakan secara resmi oleh DR. Ing. H. Fauzi Bowo, yang pada hari kamis, (20/3), dikukuhkan oleh WWF-Indonesia sebagai duta EARTH HOUR 2009, bergabung dengan nama-nama besar duta kampanye ini seperti Archbishop Desmond Tutu, Raja Swedia, Presiden Finlandia, Walikota London, Perdana Menteri Malaysia, dan masih banyak lagi.

"Sebagai Gubernur Provinsi DKI Jakarta ini, saya bersedia menjadi duta EARTH HOUR 2009 dan sekaligus tuan rumah bagi kegiatan ini. Diharapkan EARTH HOUR 2009 dapat berkontribusi menjadikan Jakarta lebih baik dari sisi efisiensi dan penghematan energi sekaligus dalam upaya penanggulangan Perubahan Iklim."

Pernyataan dukungan ini merupakan salah satu tindakan nyata komitmen Pemerintah Provinsi DKI Jakarta terhadap kampanye hemat energi dan perubahan iklim global, setelah sebelumnya Jakarta menjadi bagian dari Climate Leadership Group bersama 40 negara lain dan Gubernur Provinsi DKI Jakarta diundang menjadi salah satu pemimpin kota dari 6 negara yang menandatangani Agreement of Partner on Climate Action di California atas undangan Gubernur Arnold Schwartzenegger.

Sebagai bentuk partisipasi yang ditunjukkan Jakarta, berikut 5 titik yang menjadi ikon Jakarta pada hari Sabtu, 28 Maret 2009 sepakat untuk memadamkan lampu selama satu jam mulai dari pk. 20.30-21.30. Kelima titik tersebut adalah Bundaran Hotel Indonesia dan air mancurnya, Monas dan air mancurnya, Gedung Balai Kota, Patung Pemuda dan Air Mancur Arjuna Wiwaha.

Untuk mendukung inisiatif Pemerintah Provinsi DKI Jakarta, sejumlah mitra korporasi WWF-Indonesia, terdiri atas instansi Pemerintah dan pihak swasta, telah menyatakan komitmennya terhadap EARTH HOUR dan akan mematikan gedung kantor mereka yang sebagian diantaranya berada di sepanjang kawasan Sudirman, Thamrin dan Kuningan. Selain itu, mereka secara sukarela menginformasikan kepada rekanan dan masyarakat dalam jejaring kelompok mitra korporasi tersebut untuk juga berpartisipasi di EARTH HOUR 2009.

Rizal Malik, Badan Pengurus WWF-Indonesia mengatakan, "EARTH HOUR adalah saatnya mengingatkan masyarakat global pada emisi karbon dioksida yang dihasilkan dari pembangkit listrik berbahan bakar fosil dan kontribusinya kepada perubahan iklim. EARTH HOUR juga mengingatkan masyarakat Indonesia pada konsumsi listrik kita yang masih terkonsentrasi di Jawa dan sekitar 20 persen listrik di Indonesia berada di Jakarta.

Fitrian Ardiansyah, Direktur Program Iklim dan Energi, WWF-Indonesia menegaskan, "Kegiatan 1 hari EARTH HOUR ini adalah aksi simbolis. Faktor terpenting yang menentukan keberhasilan EARTH HOUR dalam penanggulangan Perubahan Iklim dalah perubahan gaya hidup menjadi hemat energi dalam jangka panjang. Jakarta memiliki potensi besar melakukan penghematan energi dan menjadi pelopor gerakan serupa di kota-kota lainnya di Indonesia, terutama di Pulau Jawa. Pilih Bumi Selamat."

Inisiatif EARTH HOUR yang berawal dari tahun 2007 di Sydney, Australia dengan 2,2 juta pendukung kemudian berkembang jadi 50 juta pendukung dari 370 kota di 35 negara di tahun 2008. Berita terbaru per 17 Maret 2009, sudah ada 1.539 kota dari 80 kota mendaftarkan diri dan memberikan komitmen mereka untuk partisipasi EARTH HOUR. Jauh melampaui target tahun ini yaitu menjangkau 1 milyar orang di 1.000 kota.

EARTH HOUR merupakan kampanye perubahan iklim global WWF. Individu, pelaku bisnis, pemerintah dari berbagai negara di semua belahan dunia akan mematikan lampu selama satu jam sebagai pernyataan dukungan upaya penanggulangan iklim pada Sabtu, 28 Maret 2009 mulai pk. 20.30 - 21.30 waktu setempat.

Mengapa Jakarta yang terpilih sebagai tempat pertama yang berpartisipasi dalam kampanye ini karena konsumsi listrik di Indonesia masih terkonsentrasi di Jawa. Pada tahun 2007 mencapai sekitar 77 persen dari konsumsi nasional, dan sekitar 20 persen pengguna listrik di Indonesia berada di Jakarta, sedangkan untuk pasokan listrik di daerah lain di Indonesia masih terbagi dalam jumlah yang lebih kecil. Data dari PLN tahun 2007 menyebutkan penjualan listrik untuk wilayah DKI Jakarta dan Tangerang sebesar 27.939 GWh atau 23 persen dari total konsumsi listrik di seluruh Indonesia yang terbagi menjadi beberapa bagian dengan komposisi terbesar sebagai berikut, 34 persen berasal dari sektor rumah tangga (sebagian besar di DKI Jakarta), 30 persen berasal dari sektor industri (sebagian besar di Tangerang) dan 29 persen dari sektor bisnis (sebagian besar di DKI Jakarta). Jumlah total penjualan ini setara dengan 24,89 juta Ton CO2 (dihitung berdasarkan data DJLPE tahun 2004-2006 tentang emisi CO2 yang dihasilkan dari produksi listrik 0.891 ton CO2/MWh. Di Jakarta sendiri proporsi terbanyak adalah pengguna listrik bisnis dan rumah tangga, sementara sektro industri lebih banyak terfokus di Tangerang.

Ternyata ketika kita mematikan lampu di DKI Jakarta dan sekitarnya selama 1 jam dengan asumsi penghematan listrik 10 persen dari konsumsi listrik rata-rata per jamnya, dapat menghasilkan banyak fakta yang mencengangkan. Fakta-faktanya adalah dengan dipadamkannya lampu selama 1 jam sama dengan menghemat 300MW - ini cukup untuk mengistirahatkan 1 pembangkit listrik dan mampu menyalakan listrik 900 desa, selain itu juga menghemat beban biaya listrik Jakarta sekitar Rp 200 juta, mengurangi emisi CO2 sekitar 284 ton CO2, menyelamatkan lebih dari 284 pohon dan menghasilkan oksigen untuk lebih dari 568 orang. Wow..

Selain di Jakarta, pada pukul 20.30 waktu setempat di tanggal 28 Maret 2009, dunia juga akan menyaksikan pemadaman lampu di beberapa bangunan yang menjadi ciri khas kota-kota dunia yang juga merupakan simbol kampanye ini, antara lain hotel tertinggi di dunia Dubai-Burj Dubai, menara tertinggi di sejumlah benua - Canadian National (CN) Tower di Toronto, Moscow's Federation Tower dan Quirinale di Roma, kediaman resmi Presiden Italia, Giorgio Napolitano. Di Australia, lampu di Auckland's Sky Tower - Menara tertinggi di belahan bumi selatan - akan dipadamkan lalu diikuti oleh Gedung Opera Sydney. Sementara di Afrika Selatan, pegunungan Table Mountain di Cape Town akan menandai EARTH HOUR dengan memadamkan sementara gemerlap lampunya.

Bagi Anda yang tak ingin ketinggalan berpartisipasi, dapat segera klik ke www.earthour.org/indonesia untuk menyatakan dukungan Anda.

hal ini cukup menyedihkan. meskipun beberapa orang yang pintar bahkan membuat pernyataan: ngapain susah-susah matikan lampu. toh lampu habis berapun pasti saya bayar. mbok amerika atau negara-negara besar saja yang matikan lampu. kalo rumah sakit, apa ya harus mematikan juga?

meskipun esensi mematikan listrik itu sebenarnya adalah menggugah kesadaran kita kembali. bahwa begitu dholimnya kita terhadap bumi. pemanasan globalpun sebagai efek dari penggunaan listrik yang berlebihan. padahal jika pengguna listrik dapat efisien menggunakannya, tentu akan bisa menghemat uang, bahkan memberikan kontribusi bagi pengurangan emisi gas co2. yang kita tahu sebagian listrik di negara kita, pembangkit listriknya menggunakan batubara sebagai bahan bakar pengolahan listrik tersebut.

apa sih susahnya jika kita pikir untuk mematikan listrik di rumah kita selama satu jam saja?

0 comments:

Post a Comment

Sampaikan pesan dengan baik. Anda sopan, saya segan. Yang sudi berkomentar di sini, semoga Allah membalas kebaikan Anda. Matur nuwun.

sponsored by

Daftar ke PayPal dan langsung menerima pembayaran kartu kredit.

  ©diotak-atik oleh -- Mas 'NUZ.